AJARAN PEMUSATAN PIKIRAN DALAM YOGA (DHARANA)

Ajaran Pemusatan Pikiran dalam Yoga (Dharana)

OM SWASTYASTU

Pikiran seperti air, bila tidak dikendalikan bisa menjadi bencana, bila bercecer tidak kuat. Namun bila dikumpulkan menjadi satu saluran bisa memutar kincir listrik tenaga air, sehingga menjadi sumber energi untuk menunjang kehidupan ini.
Pikiran yang tercerai-berai lemah, namun pikiran yang terpusat kuat bisa diarahkan untuk menyelesaikan pekerjaan, tugas-tugas berat, bisa menjadi kreatif, bisa menjadi inovatip, menghasilkan karya-karya agung yang penuh makna dan mampu memberi manfaat banyak orang.Pikiran merupakan pusat penggerak aktivitas kehidupan kita sebagai manusia. Pikiran yang baik akan mengantarkan pada perkataan dan perbuatan yang baik. Pikiran yang tidak baik akan mengantarkan kita pada perkataan dan perbuatan yang tidak pantas.
Pikiran merupakan senjata ampuh yang mampu memecahkan segala misteri kehidupan ini. Dengan kejernihan pikiran kita mampu menemukan root cause (akar permasalahan) dari problematika kehidupan ini.
Bagaimanakah cara memusatkan pikiran itu…? Sejak jaman dahulu para leluhur kita mewariskan kita banyak metoda untuk memusatkan pikiran. Secara umum bisa kita kelompokkan menjadi 3:
  1. Memusatkan pikiran pada objek di luar diri
  2. Memusatkan pikiran pada objek di luar diri
  3. Memusatkan pikiran pada mantra.
Marilah kita bahas satu persatu mulai dari yang
pertama: Memusatkan pikiran pada objek luar diri. Pikiran kita senantiasa bekerja menganalisa objek
luar, pikiran bekerja juga karena pengaruh panca indra, dan panca indra terbiasa dengan dunia luar, untuk memudahkan memusatkan pikiran maka kita akan mulai dari dunia luar diri. Mereka bisa berwujud: patung, gambar/photo, pratima, angka, huruf, symbol-simbol tertentu, music, warna, cahaya lilin dll
Pada zaman dahulu leluhur mengajarkan dengan melihat bintang di langit, dengan melihat dupa, pada dasarnya sama yaitu dengan bantuan media luar ini pikiran akan terpusat. Menggunakan photo atau patung bukan berarti menyembah patung atau menyembah photo… karena sifat pikiran yang selalu aktip itu yang diibaratkan seperti kuda liar yang sulit dikendalikan maka perlu ada objek tertentu yang bisa menarik perhatiannya dan secara perlahan diarahkan atau dipusatkan kearah objek tersebut. Di sini tidak ada penyembah berhala atau kultus individu. Dalam beberapa hal menggunakan photo atau patung seorang guru suci, deva-devi akan mampu memberikan image positip pada pikiran sehingga energi positip dalam diri akan bangkit, bila energi positip telah menempati bilik yang ada maka energi negatip akan tersisih.
Kedua: Memusatkan pikiran pada objek di dalam diri.
Selain objek di luar diri, kita juga bisa menggunakan objek di dalam diri kita, yaitu bisa memperhatikan nafas, keluar masuk nafas yang bekerja secara harmonis. Bisa juga memusatkannya pada salah satu pusat-pusat energi di dalam tubuh yang dikenal dengan cakra-cakra, umunya yang digunakan adalah cakra anahata (jantung), cakra ajna (di pertemuan kedua alis), cakra sahasrara (diubun-ubun). Memusatkan pada salah satu pusat energi ini akan memberikan pengaruh positip yang mampu menjernihkan pikiran.
Proses pemusatan pikiran akan berlangsung dengan lebih mudah bila pada tahapan-tahapan sebelumnya telah dijalankan dengan baik, mulai dari pengendalian moral, pengendalian etika, tubuh sehat, pengelolaan energi hidup, dan pengendalian panca indra berjalan dengan baik. Pikiran bisa pikiran bekerja saling mempengaruhi dengan panca indra. Pikiran bekerja karena ada energi hidup (prana), pikiran juga bisa bekerja dengan baik bila tubuh sehat, suci lahir dan batin, tidak ada konflik baik di dengan masyarakat (ajaran moral) dan konflik dengan diri sendiri (ajaran etika).
Ketiga: Pemusatan Pikiran pada mantra
Mantra berasal dari kata; Mananah = pikiran, dan Tranah = pengikat. Mantra berarti: pengikat pikiran, pikiran itu sifatnya cancalam: selalu aktip bergerak, untuk memusatkannya, untuk mendiamkannya tidaklah mudah, oleh karena itu perlu sesuatu pengikat agar dia bisa dikontrol. Pengikat inilah disebut dengan Mantra. Para Maha Rsi pada jaman dulu melakukan riset pada diri sendiri, dan pada alam samesta ini setelah melewati proses tapa brata, pengendalian dan pengekangan diri mampu mendengarkan vibrasi universal, menerima wahyu mantra yang kita warisi saat ini.
Kekuatan mantra ini bersifat misteri sulit dinalar. Umumnya mantra ini menggunakan nama-nama Tuhan, dan berisi kata-kata pujian dan pujaan pada Tuhan. Mantra ini juga sesungguhnya adalah vibrasi harmonis sehingga keharmonisannya mampu membawa vibrasi pikiran menjadi harmonis dan mudah dikendalikan.
Biasanya mantra universal bisa digunakan oleh siapa saja sesuai dengan namanya universal, namun ada pula mantra specific yang diberikan oleh seorang guru pada muridnya. Hal inipun merukan misteri, karena menemukan guru yang pas dan murid yang pas tidaklah mudah. Ada kepercayaan dalam belajar Yoga bahwa; Guru akan hadir ketika sang murid telah siap.
Memusatkan pikiran adalah sebuah aktivitas yang sangat kita perlukan dalam hidup ini, bayangkan bila ketika kita memotong bawang pikiran tidak terpusat pada pisau dan bawang bisa jadi jari kita yang terpotong, demikian pula bagi seorang dokter spesialis yang sedang melakukan operasi membutuhkan konsentrasi yang tinggi, seorang sopir, seorang pilot, seorang kapten, seorang petani juga membutuhkan konsentrasi, apalagi ketika kita sedang melakukan pekerjaan-pekerjaan yang lebih berbahaya, bisa-bisa akan membahayakan orang lain bila pikiran tidak terpusat.
Oleh karenanya marilah kita rajin berlatih untuk memusatkan pikiran agar mampu mengoptimalisasikan potensi diri ini untuk meraih hasil yang optimum, menghasilkan manfaat buat diri, keluarga, lingkungan dan alam ini.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

SURYA NAMASKARA

7 Gerakan Yoga Cocok Dilakukan Para Pria , Gerakan No 5 Paling Menyehatkan Prostat.

SALAH SATU KEGIATAN YANG ADA DIKAMPUS TERCINTA STAHN GDE PUDJA MATARAM